Pulau Setan yang Cantik di Vietnam
Tom Westbrook, penulis dari BBC Travel menceritakan pengalamannya berkunjung ke Pulau Con Son. Dari situs BBC Travel yang dikunjungi detikTravel, Rabu (23/9/2015) pulaunya masuk dalam bagian kepulauan Con Don yang berada di Laut China Selatan.
Pulaunya berlokasi cukup jauh dari daratan utama Vietnam. Naik kapal, bisa dari Kota Vung Tau yang waktu tempuhnya 12 jam. Lebih cepat, bisa naik pesawat Vietnam Airlines dari Kota Ho Chi Minh yang hanya 50 menit saja.
Julukan 'Devil Island', tak lepas dari sejarah mengenai Pulau Con Son. Antara tahun 1861 sampai 1960-an, Vietnam berada di bawah kekuasaan kolonial Prancis. Pulau Con Son pun diubah fungsi menjadi pulau penjara.
Para pejuang setempat atau yang dianggap membelot, bakal dijebloskan ke sana. Pulau yang ideal untuk menampung tahanan karena jauh dari mana-mana. Tak sampai di situ, para tahanan ternyata diberlakukan dengan sadis.
Bangunan yang hanya seluas 8 meter persegi, diisi oleh 10 orang dengan atap yang terbuka namun tetap dengan jeruji dan pengawasan ketat. Jadi, para tahanan akan kepanasan, kehujanan dan merasa tidak bebas bergerak setiap hari.
Belum selesai, para tahanan juga diperlakukan tidak manusiawi. Mereka tidak diberi makan cukup dan setiap hari harus dipukuli oleh petugas tanpa bisa melawan. Kini, penjaranya masih ada seperti aslinya dan ditambah patung-patung lilin yang menggambarkan suasana di sana.
Terlepas dari sejarah kelamnya, Pulau Con Son sejatinya sangat indah. Seperti ditulis oleh Tom Westbrook, dia menggambarkannya sebagai pulau pelarian terbaik dan cantik di dunia.
Pulau Setan yang Cantik di Vietnam.Pulanya dikelilingi oleh pantai berpasir cokelat dan putih yang bersih nan halus. Di beberapa sudut pulau, pantainya justru berupa bebatuan karang yang cadas tapi air lautnya biru jernih.
Menurut Tom, pergi ke manapun ke spot-spot yang indah di sana rasanya seperti milik pribadi. Para turis tidak akan terganggu oleh suara kendaraan di jalanan karena di sana jarang mobil. Penduduknya sehari-hari menggunakan motor dan sepeda saja. Belum lagi, penduduknya juga terbuka kepada turis. Mereka ramah, meski belum banyak yang bisa berbahasa Inggris.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !