Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan, Presiden ingin mendengar masukan dari kalangan pengusaha. Presiden yakin kalangan pengusaha merasakan betul dampak langsung dari melambatnya perekonomian saat ini.
"Beliau memberi pengantar awal dan menanyakan, 'Coba jelaskan kepada pemerintah apa yang Anda butuhkan, perbaikan apa yang perlu supaya dalam situasi seperti ini ekonomi bisa bergerak.' Kenapa itu penting ditanyakan karena dalam situasi ekonomi sedang melambat, maka sebetulnya satu-satunya jawaban yang jitu adalah counter," kata Darmin seusai pertemuan, Senin malam.
Presiden Jokowi, kata dia, juga memaparkan strategi pemerintah untuk bangkit dari krisis saat ini dengan meningkatkan belanja modal serta mendorong investasi baik dari dalam maupun luar negeri. Menurut Darmin, dalam pertemuan tadi, tidak disinggung secara spesifik soal nilai kurs rupiah terhadap dollar yang sudah menembus di atas level Rp 14.000. Pertemuan tadi disebutkan Darmin lebih mencari solusi untuk bangkit dari keterpurukan.
"Kalangan dunia usaha ada sejumlah usulan, memberi tahu bahwa beberapa input, ada juga persoalan gudang. Itu semua kami dengarkan," ucap Darmin.
Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia itu pun tak memungkiri pemanggilan 25 perusahaan besar ini adalah upaya pemerintah untuk membangun keterbukaan dengan para pengusaha.
Temui 25 Pengusaha Besar Presiden Cari Solusi Lesunya Ekonomi"Siapa sih yang paling tahu yang dihadapi, ya mereka yang menghadapinya. Mudah-mudahan dengan langkah ini yang secara komprehensif diambil, pemerintah kita akan mampu melewati masa masa-masa kritis ini dengan baik," kata Darmin.
Adapun 25 perusahaan yang pimpinannya menghadap Jokowi hari ini adalah PGN, Garuda Indonesia, Pertamina, Antam, Adhikarya, BTN, Wika, PP, Jasa Marga, dan Telkom Indonesia. Sementara itu, dari pihak swasta, tampak bos MNC Grup Harry Tanoesoedibjo hadir dalam rapat mewakili MNC Investama.
Selain itu, para petinggi perusahaan besar seperti Indofood, Lippo, Gudang Garam, Recapital, Corpindo, Vale Indonesia, Astra Agro, Indo Tambang Raya, Kalbe Farma, Adaro Energy, United Tractors, Indocement, Unilever Indonesia, dan Astra.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !